Kisah Water Tank Brush

Water Tank Brush merupakan teknologi terkini dari pengembangan bentuk kuas konvensional.  Terbuat dari bahan plastik dan bulu kuas sintetis.  Gagangnya berbentuk tabung untuk menampung air.  Air akan mengalir menuju ujung bulu kuas bila gagangnya di pencet.  Bila dibandingkan dengan kuas konvensional yang butuh wadah air terpisah sebagai tempat mencelupkan kuas setiap kali akan digunakan, bentuk kuas water tank sangat cocok dipakai melukis/sketsa outdoor yang  notabene butuh peralatan yang serba praktis.  

Saya sendiri mulai aktif menggunakan Koi Water Brush sejak pertama kali bergabung di Indonesia's Sketchers pada pertengahan 2009.  Ada dua cara untuk mendapatkannya:
  • beli kemasan satuan, dengan variasi ukuran Small Petite (round #2), Medium Milieu (round #4) dan Large Grand (round #8)
  • contoh kuas kemasan satuan (sumber: prweb.com)
  • beli satu paket lengkap dengan Sakura Koi Watercolor (kemasan 12, 18 dan 24 warna)

contoh kuas dalam paket cat air (sumber: artistsupplysource.com)
Awal 2012 saya membeli tiga buah Koi water brush ukuran S, M, L.  Diantara ketiganya, kuas ukuran 'S' agak kurang nyaman saat digunakan.  Ujung bulu kuas selalu 'kebanjiran' air yang mengalir dari tabungnya meski tanpa dipencet sekalipun.  Setelah saya bongkar, ternyata kuas ukuran 'S' tadi tidak memiliki semacam filter yang berguna untuk mengatur intensitas air.  Saya telah menanyakan solusi masalah ini ke beberapa teman sketcher, namun saran mereka hanya satu: beli baru saja :)

penampakan bagian dalam kepala kuas dengan  'filter' (yang ada bintik putih ditengahnya) dan yang tanpa 'filter'

Sekedar saran, jika memungkinkan sebelum membeli pastikan dulu bagian dalam kepala kuas ada bintik putihnya seperti pada gambar diatas (baiknya beli langsung dibanding online) untuk menghindari peristiwa 'kebanjiran' pada kuas.  Benar-benar sangat tidak nyaman lho!  

Nah, kalau gambar yang ini hanya untuk share pengalaman saja.  Pertama kali beli water tank brush di Jakarta (2009), tabung kuasnya saya isi dengan air keran biasa (saat itu saya berdomisili di Salemba, Jakarta Pusat).  Tidak sampai seminggu, muncul bintik-bintik hijau kehitaman di dalam tabungnya, semakin lama semakin bertambah dan meluas. Kejadian serupa tidak pernah terulang dengan air keran manapun selain air dari Salemba tadi.  Hingga saat ini saya masih menyimpan kuas yang lumutan itu sebagai kenang-kenangan yang sangat berharga: sebegitu parahnya kah kondisi air tanah di Jakarta? :o

Comments

  1. wah berguna sekali. review nya... terimakasih :)

    ReplyDelete
  2. beli kuasnya dimana?

    ReplyDelete
  3. I would like to say that this blog really convinced me to do it! Thanks, very good post. pressure tank reviews

    ReplyDelete

Post a Comment