So Many Spots, So Little Time :(

Inilah yang terjadi jika misi 'live sketching'nya disisipkan ditengah-tengah acara jalan-jalan keluarga.  Apalagi dengan membawa dua bayi sekaligus!  Sampai sejauh ini, beruntung banget mereka mau ditinggal bersama papinya saat ada spot menarik yang wajib sket.  Tidak enaknya, sementara saya berlama-lama  hanyut mengamati detil objek, papinya harus kewalahan menghibur agar si bayi kembar tetap tenang.     Kalau mau gampang, sebenarnya bisa saja sih spot yang menarik itu dipotret sebanyak mungkin dari berbagai angle baru kemudian dibuat sketnya sebagus mungkin saat tiba di rumah, kemudian di upload dan diberi keterangan 'hasil hunting live sketch!'.  Tapi seorang Indonesia's Seketchers sejati tidak akan menggunakan cara rendahan seperti itu.  Idealisme We Draw What We Witness menjadikan kami seorang 'live sketcher' sejati yang menjunjung tinggi kejujuran dan spontanitas dalam berkarya.  

Kalau sudah mendapati situasi seperti ini, speed sketching menggunakan pen brush adalah solusinya.  Dengan pen brush, kita cukup mensket bentuk objek secara umum, dan mengurangi detil.  Sebab bila dibandingkan dengan pulpen atau pensil, pen brush ini memang kurang cocok untuk menggambar detil.      Arsiran tebal-tipis (untuk efek arsiran ataupun bayangan) bisa dibuat dalam satu tarikan garis saja.  Sungguh sangat efisien!  Daan..menurut pengalaman selama ini, hasil goresan pen brush lebih terlihat artistik untuk sketsa dengan garis-garis yang minim.  Kurang lebih mirip lukisan-lukisan Jepang lah.. :)

salah satu patung penunggu kolam di halaman Heian-jingu Shrine

Heian-jingu Shrine, didirikan tahun 1895 dalam rangka memperingati 1100 tahun kepindahan ibukota ke Kyoto pada masa Kekaisaran  Kanmu

patung Tengu (Dewa Gunung) di Stasiun Kereta Kurama, arah paling utara kota Kyoto

Comments